Situs e-commerce mulai kembali bergeliat di industri Internet Indonesia. Layanan ini bisa sangat memudahkan, karena pengguna lebih praktis untuk berbelanja. Namun di sisi lain, ada ancaman yang menghantui penggiat layanan ini.
Simak 4 tips singkatnya:
1. Verifikasi
Ketika ingin melakukan transaksi di situs belanja, satu hal yang harus dipastikan terlebih dahulu adalah legitimasi dan reputasi dari situs tersebut. Jangan lantas terpukau dengan iming-iming harga murah dari sebuah situs atau blog antah berantah.
Inilah yang biasa jadi pancingan penjahat cyber. Di situsnya, mereka mmamerkan beragam barang dengan harga sangat miring. Pengguna pun tertarik dan lantas mentransfer pembayarannya. Namun naas, barang yang diimpikan tak kunjung datang dan uang pun sudah melayang.
Untuk mengetahui kredibilitas sebuah situs, ada baiknya melakukan investigasi kecil-kecilan di search engine. Lihat, apakah ada referensi tentang situs tersebut. Ini bisa jadi salah satu pertimbangan.
2. Keamanan Website
Ketika situs tersebut sudah dipastikan 'asli', langkah selanjutnya adalah memastikan sistem keamanan transaksi Anda. Beberapa cara sederhana untuk memastikan hal ini adalah dengan mengecek URL situs tersebut. Untuk situs yang lebih aman, URL yang digunakan biasanya menggunakan awalan 'https'. Sementara situs biasa menggunakan awalan 'http'.
Nah, situs tanpa awalan huruf 's' (dari kata 'https') inilah yang patut diwaspadai jika Anda ingin melakukan transaksi online di situs tersebut. Sebab sistem keamanan mereka kurang terjamin.
Kemudian, bisa juga mengeceknya dari keberadaan gambar 'gembok' di area URL atau di bagian bawah kanan halaman transaksi. Intinya Jika tidak ada gembok, situs tersebut relatif lebih aman. Terakhir adalah keberadaan semacam sertifikasi keamanan dari pihak ketiga. Salah satunya seperti 'Cybertrust secured websites'.
Tiga standar keamanan ini sejatinya sudah dijalankan oleh bank-bank dalam mengoperasikan situs e-banking mereka.
3. Security Software
Browser internet yang sekarang hadir juga telah semakin memperbaiki sistem peringatannya. Jadi ketika si pengguna secara tak sadar telah mengunjungi situs berbahaya yang ingin melakukan aksi phishing (pencurian informasi), maka browser tersebut secara otomatis bakal mengeluarkan tanda peringatannya.
Akan lebih bagus jika pada komputer yang digunakan diinstall pula aplikasi keamanan tambahan yang menyediakan firewall dan filter untuk menghadang aksi-aksi yang ingin menyerang komputer Anda.
4. Data Personal
Jangan asal mengumbar data-data pribadi nan sensitif di internet. Termasuk di antaranya adalah nomor telepon, alamat rumah, nomor kartu kredit, sosial security number, dan data privasi lainnya.
Hal sederhana yang kadang terlupa adalah membiarkan username, password, dan data pribadi kita tersimpan pada komputer, dengan alasan biar efisien. Hal ini akan sangat berbahaya jika kita melakukannya di komputer yang digunakan bersama-sama.
Jadi waspadalah!
Sumber: detik.com
Selengkapnya...
Pernahkah ponsel Anda tercebur atau basah lantaran kehujanan? Tenang, kejadian naas itu bukan akhir segalanya. Simak langkah-langkah untuk menyelamatkan ponsel yang sudah basah kuyup tersebut.
Berikut 6 langkah taktisnya:
1. Jangan Panik
Sepele memang, namun ini benar-benar penting. Biasanya orang yang baru tersadar bahwa perangkat genggam kesayangannya telah tercebur lantas panik. Akibatnya, ia malah tidak berbuat apa-apa, hanya meratapi keadaan.
Padahal jika tidak panik dan bisa mengendalikan emosi, ia dapat mengambil langkah yang lebih bermanfaat. Segera keluarkan ponsel itu dari zona 'berbahaya' dan lakukan tindakan pertolongan pertama.
2. Keluarkan Baterai
Inilah tindakan pertama yang harus dilakukan ketika ponsel Anda tercebur atau basah lantaran kehujanan, keluarkan baterai. Langkah ini harus diambil dengan cepat untuk menyelamatkan sirkuit-sirkuit di perangkat tersebut agar tidak rusak terkena air. Tak lupa, lepas juga segala aksesoris yang melekat pada ponsel, seperti cover dan gantungan kunci.
3. Keringkan
Ada banyak cara untuk mengeringkan ponsel yang tengah basah. Cara sederhana yang direkomendasikan adalah dengan mengelapnya dengan handuk atau tisu. Jika tidak ada, menggunakan sapu tangan juga bisa menjadi pilihan.
Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan terlalu banyak menggoyang dan menggerakkan ponsel tersebut. Selain itu, usahakan agar partikel-partikel kecil dari handuk atau bahan yang digunakan untuk mengelap agar tidak tertinggal di bagian dalam ponsel.
4. Vacuum Cleaner vs Hair Dryer
Terdengar lucu memang, namun menggunakan alat penyedot debu (vacuum cleaner) dapat bermanfaat untuk mengeluarkan sisa-sisa air di dalam perangkat ponsel Anda.
Di sisi lain, jangan coba menggunakan hair dryer. Ingat, kedua alat ini (vacuum cleaner dan hair dryer) memiliki cara kerja berbeda. Vacuum beroperasi dengan cara menghisap, sedangkan hair dryer malah bekerja dengan menyemburkan angin. Nah, sifat hair dryer inilah yang berpotensi untuk mendorong sisa-sisa air yang ada di ponsel untuk terjerembab lebih jauh ke bagian dalam perangkat.
5. 'Kubur' dalam Beras
Simpan ponsel yang habis 'main basah-basahan' tersebut pada sesuatu yang dapat menyerap air. Metode yang paling populer adalah menempatkannya di wadah yang berisi beras. Pasalnya, beras memiliki sifat untuk menyerap kelembaban. Ini berlaku pada segala macam jenis beras. Perlu waktu untuk melakukan cara ini, atau akan lebih baik jika ponsel tersebut 'dikuburkan' saja semalaman.
6. Sabar
Setelah semua langkah di atas dilakukan, kini 'jurus' terakhir adalah soal kesabaran. Pengguna diimbau untuk tidak langsung kembali menyematkan baterai dan coba menyalakan ponsel tersebut ketika sudah menjalankan cara-cara di atas. Ada baiknya, tunggu setidaknya 24 jam. Satu hal penting terakhir, jangan lantas terburu-buru untuk membeli ponsel baru, sebab biasanya dengan cara-cara di atas banyak ponsel yang basah kuyup bisa terselamatkan.
Selamat mencoba...
Sumber: detik.com
Selengkapnya...